Kamis, 12 Mei 2011

ENDOMETRIOSIS



Endometriosis adalah suatu keadaan dimana endometrium berada di luar tempat yang seharusnya, yaitu di dalam rongga rahim. Endometrium sendiri merupakan lapisan yang melapisi rongga rahim dan dikeluarkan secara siklik saat mens sebagai darah haid.
Jaringan ini yang terdiri atas kelenjar-kelenjar dan stroma, terdapat di dalam miometriu m ataupun di luar uterus. Bila jaringan endometrium terdapat di dalam endometrium disebut adenomiosis, dan bila di luar uterus disebut endometriosis. Pembagian ini sekarang sudah tidak dianut lagi, karena baik secara patologik, klinik ataupun etiologi adenomiosis dan endometriosis berbeda.
Pada endometriosis jaringan endometrium ditemukan di luar kavum uteri dan di luar myometrium. Menurut urutan yang tersering endometrium di temukan di tempat-tempat sebagai berikut :
1.      Ovarium
2.      Peritoneum dam ligamentum sakrouterium, kavum douglase,dinding belakang uterus,tuba fallopi, pelika vesikouterina,ligamentum rotodum dan sigmoid
3.      Septum rektovaginal
4.      Kanalis inguinalis
5.      Apendiks
6.      Umbilikus
7.      Servik uteri,vagina,kandung kecing,vulva,perineum
8.      Parut laparotomi
9.      Kelenjar limfe
10.  Walau pun sangat jarang endometriosis dapat di temukan di lengan, paha, pleura dan perikardium
Resiko tinggi terjadinya endometriosis ditemukan pada:
·         Wanita yang ibu atau saudara perempuannya menderita endometriosis
·         Siklus menstuasi 27 hari atau kurang
·         Menarke (menstruasi yang pertama) terjadi lebih awal
·         Menstruasi berlangsung selama 7 hari atau lebih
·         Orgasme ketika menstruasi

Adapun beberapa gejala terjadinya endometriosis, diantaranya :
·         Nyeri di perut bagian bawah dan di daerah panggul
·         Menstruasi yang tidak teratur (misalnya spotting sebelum menstruasi)
·         Kemandulan
·         Dispareunia (nyeri ketika melakukan hubungan seksual).


Histogenesis
Teori histogenesis dari endrometiosis yang paling banyak  penganutnya adalah teori dari sampso. Menurut teori ini , endrometriosis terjadi karena darah haid mengalir kembali (regurgitasi) melalui tuba ke dalam rongga pelvis. Sudah d buktikan bvahwa darah haid di dapati sel-sel endometrium yang masih hidup. Sel-sel endometrium yang masih hidup ini kemudian, dapat mengadakan implantasi di pelvis.
Teori lain mengenai histogenesis endrometriosis di lontarkan oleh Robert meyer.pada teori ini di kemukankan bahwa endrometriosis terjadi karena  rangsangan pada sel-sel epitel bersal dari selom yang dapat mempertahankan hidupnya di daerah pelvis.
Rangsangan ini akan menyebabkan metaplasi dari sel-sel epitel itu, sehingga terbentuk jaringan endometrium.teori dari Robert meyer akhir-akhir ini semakin banyak penangtangnya.di samping itu masih terbuka kemunginan timbulnya endometriosis dengan jalan penyebaran melalui jalan darah datau limpe, dan dengan implantasi langsung dari endometrium pada saat oprasi.

Angka kejadian
Endometriosis selama kurang lebih 30 tahun terakhir ini menunjukan angka kejadian yang meningkat. Angka kejadian antara 5-15 % dapat di temukan di antara semua oprasi pelvik. Endrometriosis jarang di dapatkan orang-orang negro, dan lebih sering di dapat pad wanita-wanita dari golongan sosio-ekonomi yang kuat.
Yang menarik perhatian ialah bahwa endometriosis lebih sering di temukan pada wanita yang tidak kawin pada umur muda, dan yang tidak mempuyai banyak anak. rupanya funsi ovarium secara seklis yang terus menerus tanpa di selingi oleh kehamilan, memegang peranan dalam terjadinya endometriosis.

Patologi
Gambaran mikroskopi dari endrometriosis sangat variabel. Loksi yang sering terdapat adalah pada ovarium, biasanya disini di dapati pada kedua ovarium. Pada ovarium tampak kista-kista biru kecil sampai kista besar (kadang-kadang sebsar tinju) berisi darah tua menyerupai coklat (kista coklat atau endometrium).
Darah tua dapat keluar sedikit-sedikit karena luka pada dinding kista, dan dapat menyebabkan perlekatan antara permukaan ovarium dengan uterus, sigmoid dan dinding pelvis. Kista coklat kadang-kadang dapat mengalir dalam jumlah banyak ke dalam rongga peritoneum karena robekan dinding kista, dan menyebabkan acute abdomen. Tuba pada endometriosis biasanya normal. Pada salah satu atau kedua ligamentum sakrouterinum, pada cavum douglasi, dan pada permukaan uterus sebelah belakang yang berwarna kebiru biruan. Juga pada permukaan sigmoid atau rectum seringkali dstroma yang ditemukan benjolan yang berwarna kebirubiruan ini . sebagai akibat dari timbulnya pendarahan pada waktu haid dari jaringan endrometriosis , mudah sekali timbul perlekatan antara alat-alat di sekitar cavum dauglasi.

Gambaran mikroskopik
Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan cirri-ciri khas bagi endometriosis, yakni kelenjar-kelenjar dan stromaendometrium, dan perdarahan bekas dan baru berupa eritrosit, pigmen hemosiderin, dan sel-sel makrofa berisi hemosiderin. Di sekitarnya tampak sel-sel radang dan jaringan ikat, sebagai reaksi dari jaringan normal di sekelilingnya (jaringan endometriosis). Jaringan endometriosis seperti juga jaringan endometrium didalam uterus, dapat dipengruhi oleh estrogen dan progesterone. Akan tetapi besar pengaruh tidak selalu sama, dan tergantung dari beberapa factor, antara lain dari komposisi endometriosis yang bersangkutan (apakah jaringan kelenjar atau jaringan stroma yang lebih banyak),dari reaksi jaringan disekitarnya, dan sebagainya. Sebagai akibat dari pengaruh hormone-hormon tersebut, sebagaian besar, sarang-sarang endometriosis berdarah secra periodik. Perdarahan yang periodic ini menyebabkan reaksi jaringan sekelilingnya berupa radang dan perlengkapan.
Pada kehamilan dapat ditemukan reaksi desidua jaringan endometriosis. Apabila kehamilannya berakhir, reaksi desidua menghilang disertai dengan regresi sarang endometriosis, dan dengan membaiknya keadaan pengaruh baik dari kehamilan kini menjadi dasar pengobatan endometriosis dengan hormon untuk mengadakan apa yang dinamakan kehamilan semu(pseudokpregnenci). Secara mikroskopi endometriosis merupakan sesuatu kehamilan yang jinak, akan tetapi kadang-kadang sifatnya seperti tumor ganas. Antara lain bias terjadi penyebran endometriosis ke paru-pru dan lengan, selain itu bias terdapat infiltrasi ke bawah kavum douglasi  ke fasia rektovaginal, ke sigmoid, dan sebagainya.

Gambaran klinik
Gejala-gejala yang sering ditemukan pada penyakit ini ialah:
1.      Nyeri perut bawah yang progresif dan dekat paha yang terjadi pada dan selama haid (dismenorea)
2.      Dispareunia
3.      Nyeri waktu defekasi, khususnya pada waktu haid
4.      Poli dan hipermenorea
5.      Infertilitas

Dismenorea pada endometriosis biasanya merupakan rasa nyeri waktu haid yang semakin lama semakin hebat.sebab dari dismenorea ini tidak diketahui,tetapi mungkin ada hubungannya dengan vaskularisasi dan perdarahan dalam sarang endometriosis pada waktu sebelum dan semasa haid.
Nyeri tidak selalu didapatkan pada endometriosis walaupun kelainan sudah luas,sebaiknya kelainan ringan dapat menimbulkan gejala nyeri yang keras.
Dispareunia yang merupakan gejala yang dijumpai,disebabkan oleh karena adanya endometriosis di kavum douglasi. Defekasi yang sukar dan sakit terutama pada waktu haid,disebabkan oleh karena adanya endometriosis pada dinding rektosignoid.
Kadang-kadang bisa terjadi stenosis dari lumen usus besar tersebut.
Endometriosis kandung kencing jarang terdapat,gejala-gejalanya ialah gangguan miksi,dan hematuria pada waktu haid.
Ganguan haid dan siklusnya dapat terjadi pada endometriosis apabila kelainan pada ovarium demikian luasnya sehingga fungsi ovarium terganggu.ada korelasi yang nyata antara endometriosis dan infertitas. 30-40% wanita dengan endmetriosis menderita infertilitas.
Menurut Rubin kemungkinan untuk hamil pada wanita dengan endometriosis ialah kurang lebih sebagian dari wanita biasa.faktor penting yang menyebabkan infertilitas pada endometriosis ialah apabila mobilitas tuba terganggu karena fibrosis dan perlekatan jaringan di sekitarnya.pada pemeriksaan ginekologi,khususnya pada pemeriksaan rekto-vagina-abdominal,ditemukan pada endometriosis,ringan benda-benda padat sebesar butir beras sampai butir jagung di kavum douglasi dan pada ligamentum sakroterinum dengan uterus dalam retrofleksi dan terfikasi.
Ovarium mula-mula dapat diraba sebagai tumor kecil,akan tetapi bias membesar sampai sebesar tinju.tumor ovarium seringkali terdapat di lateral dan sukar digerakan.

Diagnosis
Biasanya dibuat atas dasar anamesis dan pemerikasaan fisik,dipastikan dengan pemeriksaan laparoskopi. Kuldoskopi kurang bermanfaat terutama jika kavum douglasi ikut serta dalam endometriosis. Pada endometriosis yang ditemukan pada lokasi seperti ferniks vaginea posterior,perineum,paru laparotomi,dan sebagainya,biopsy dapat member kepastian mengenai diagnosis.pemeriksaan laboratorium pada endometriosis tidak member tanda yang khas,apabila ada darah dalam tinja atau air kencing pada waktu haid dapat menjadi petunjuk tentang adanya endometriosis pada rektosigmoid atau kandung kencing.
Sigmoid doskopi dan sistoskopi dapat di memperlihatkan tempat perdarahan pada waktu haid.pembuatkan foto roentgen dengan memasukan barium dalam kolom dapat memberi gambaran dengan filling defect pada rektosigmoid dengan batas-batas yang jelas dan mukosa yang utuh. Laparoskopi merupakan pemeriksaan yang sangat berguna untuk membedakan  dari kelainan-kelainan di pelvis. Untuk menentukan berat ringan endometriosis digunakan klasifikasi dari American fertility society.

Diagnosis diferensial
Adenomiosis uteri,radang pelvic dengan tumor adneks dapat menimbulkan kesukaran dalam diagnosis.pada kelainan diluar endometriosis jarang terdapat perubahan-perubahan berupa benjolan kecil di kavum douglasi dan ligamentum sakrouterinum. Kombinasi adenomiosis uteri atau mioma uteri dengan endometriosis dapat pula di temukan. Endometriosis ovary dapat menimbulkan kerusakan diagnosis diferensial dengan kista ovarium sedangkan endometriosis dari rektosigmoid perlu di bedakan dari karsinoma.

Penanganan/ Pengobatan
Pengobatan tergantung kepada gejala, rencana kehamilan, usia penderita dan beratnya penyakit. Obat-obatan yang dapat menekan aktivitas ovarium dan memperlambat pertumbuhan jaringan endometrium adalah diantarnya :
·         pil KB kombinasi
·         progestin
·         danazole dan agonis GnRH.
Agonis GnRH adalah zat yang pada mulanya merangsang pelepasan hormon gonadotropin dari kelenjar hipofisa, tetapis elelah diberikan lebih dari beberapa minggu akan menekan pelepasan gonadotropin.
Pada endometriosis sedang atau berat mungkin perlu dilakukan pembedahan. Endometriosis diangkat sebanyak mungkin, yang seringkali dilakukan pada prosedur laparoskopi.
Pembedahan biasanya dilakukan pada kasus berikut:
a.           Bercak jaringan endometrium memiliki garis tengah yang lebih besar dari 3,8-5 cm.
b.         Perlengketan yang berarti di perut bagian bawah atau panggul
Penangan endometriosis terdir atas pencegahan, pengawasan saja, terapi hormonal, pembedahan dan radiasi.
c.          Jaringan endometrium menyumbat salah satu atau kedua tuba.
d.         Jaringan endometrium menyebabkan nyeri perut atau panggul yang sangat hebat, yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan. Untuk membuang jaringan endometrium kadang digunakan elektrokauter atau sinar laser. Tetapi pembedahan hanya merupakan tindakan sementara, karena endometriosis sering berulang.

Ovarektomi (pengangkatan ovarium) dan histerektomi (pengangkatan rahim) hanya dilakukan jika nyeri perut atau panggul tidak dapat dihilangkan dengan obat-obatan dan penderita tidak ada rencana untuk hamil lagi.  Setelah pembedahan, diberikan terapi sulih estrogen. Terapi bisa dimulai segera setelah pembedahan atau jika jaringan endometrium yang tersisa masih banyak, maka terapi baru dilakukan 4-6 bulan setelah pembedahan.
Pilihan pengobatan untuk endometriosis:
1.      Obat-obatan yang menekan aktivitas ovarium dan memperlambat pertumbuhan jaringan endometrium
2.      Pembedahan untuk membuang sebanyak mungkin endometriosis.
3.      Kombinasi obat-obatan dan pembedahan.
4.      Histerektomi, seringkali disertai dengan pengangkatan tuba falopii dan ovarium.

Contoh obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengobati endometriosis
Obat
Efek samping
Pil KB kombinasi estrogen-progestin
Pembengkakan perut, nyeri payudara, peningkatan nafsu makan, pembengkakan pergelangan kaki, mual, perdarahan diantara 2 siklus menstruasi, trombosis vena dalam
Progestin
Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi, perubahan suasana hati, depresi, vaginitis atrofika
Danazole
Penambahan berat badan, suara lebih berat, pertumbuhan rambut, hot flashes, vagina kering, pembengkakan pergelangan kaki, kram otot, perdarahan diantara 2 siklus, payudara mengecil, perubahan suasana hati, kelainan fungsi hati, sindroma terowongan karpal
Agonis GnRH
Hot flashes, vagina kering, pengeroposan tulang, perubahan suasana hati


Pengobatan dengan radiasi
            Pengobatan ini bertujuan menghentikan fungsi ovarium tidak dilakukan lagi, kecuali jika terdapat kontra indikasi terhadap pembedahan.


Pencegahan
Meigs berpendapat bahwa kehamilan adalah cara pencegahan yang paling baik untuk endometriosis. Gejal-gejala endometriosis memang berkurang atau hilang pada waktu dan sesudah kehamilan karena regresi endometrium dalam sarang-sarang endometriosis. Oleh sebab itu hendaknya perkawinan jangan ditunda terlalu lama, dan sesudah perkawinan hendaknya diusahakan supaya mendapat anak-anak yang diinginkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Sikap demikian itu tidak hanya merupakan profilaksis yang baik terhaap endometriosis, melainkan menghindari terjadinya infertilitas sesudah endometriosis timbul. Selain itu jangan melakukan pemeriksaan yang kasar atau melakukan kerokan pada waktu haid, hal itu dapat menyebabkan mengalirnya darh haid dari uterus ke tuba dan ke rongga panggul.

Rabu, 11 Mei 2011

DIABETES PADA KEHAMILAN



Penyakit gula dapat merupakan kelainan herediter dengan ciri inssufisiensi/ absennya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi, dan berkurangnya glikogenesis. Diabetes pada kehamilan menimbulkan banyak kesulitan. Penyakit ini akan menyebabkan perubaha-perubahan metabolik dan hormonal pada penderita yang juga di pengaruhi oleh kehamilan. Sebaliknya, diabet akan mempengaruhi kehamilan dan persalinan. Frekuensi penyakit ini 0.3% s/d 0.7%.

Dugaan penyakit gula makin tinggi terjadi pada :
1.     Umur penderita makin tua
2.    Pada multipara
3.    Pada penderita gemuk
4.    Kelahiran anak lebih besar dari 4000 gr
5.    Riwayat kehamilan yang mengalami : sering meninggal dalam rahim, sering mengalami lahir mati, sering mengalami keguguran.
6.    Bersifat keturunan
7.    Pada pemeriksaan terdapat gula dalam urin.

Kejadian penyakit gula dalam kehamilan sering memberikan pengaruh yang kurang menguntungkan dan dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.     Pengaruh penyakit gula pada kehamilan :
a.    Dapat terjadi gangguan pertumbuhan janin dalam rahim : terjadi keguguran, persalinan premature, kematiandalam rahim, lahir mati atau bayi besar.
b.    Dapat terjadi hidroamnion
c.    Dapat menimbulkan pre-eklamsia dan eklamsia.
2.    Pengaruh penyakit gula pada persalinan
a.    Gangguan kontraksi otot rahim  yang menimbulkan persalinan lama / terlantar.
b.    Janin besar dan sering memerlukan tindakkan operasi.
c.    Gangguan pembuluh darah plasenta yang menimbulkan asfiksia sampai lahir mati.
d.    Pendarahan postpartum karena gangguan kontraksi otot rahim.
e.    Postpartum mudah terjadi infeksi
f.    Bayi mengalami hipoglisemia post-partum dan dapat menimbulkan kematian.
3.    Pengaruh penyakit gula pada kala nifas
a.    Mudah terjadi infeksi post-partum
b.    Kesembuhan luka terhambat dan cenderung infeksi menyebar.
4.    Pengaruh penyakit gula pada janin
a.    Dapat terjadi keguguran, persalinan premature, kematian janin dalam rahim (setelah minggu ke-36) dan lahir mati.
b.    Bayi dengan dismaturitas
c.    Bayi dengan cacat bawaan
d.    Bayi yang potensial mengalami kelainan saraf dan jiwa.
e.    Bayi yang dapat menjadi potensial mengidap penyakit gula.

Kamis, 12 Mei 2011

ENDOMETRIOSIS

Diposting oleh blog bidan aie mawar di 14:32 0 komentar


Endometriosis adalah suatu keadaan dimana endometrium berada di luar tempat yang seharusnya, yaitu di dalam rongga rahim. Endometrium sendiri merupakan lapisan yang melapisi rongga rahim dan dikeluarkan secara siklik saat mens sebagai darah haid.
Jaringan ini yang terdiri atas kelenjar-kelenjar dan stroma, terdapat di dalam miometriu m ataupun di luar uterus. Bila jaringan endometrium terdapat di dalam endometrium disebut adenomiosis, dan bila di luar uterus disebut endometriosis. Pembagian ini sekarang sudah tidak dianut lagi, karena baik secara patologik, klinik ataupun etiologi adenomiosis dan endometriosis berbeda.
Pada endometriosis jaringan endometrium ditemukan di luar kavum uteri dan di luar myometrium. Menurut urutan yang tersering endometrium di temukan di tempat-tempat sebagai berikut :
1.      Ovarium
2.      Peritoneum dam ligamentum sakrouterium, kavum douglase,dinding belakang uterus,tuba fallopi, pelika vesikouterina,ligamentum rotodum dan sigmoid
3.      Septum rektovaginal
4.      Kanalis inguinalis
5.      Apendiks
6.      Umbilikus
7.      Servik uteri,vagina,kandung kecing,vulva,perineum
8.      Parut laparotomi
9.      Kelenjar limfe
10.  Walau pun sangat jarang endometriosis dapat di temukan di lengan, paha, pleura dan perikardium
Resiko tinggi terjadinya endometriosis ditemukan pada:
·         Wanita yang ibu atau saudara perempuannya menderita endometriosis
·         Siklus menstuasi 27 hari atau kurang
·         Menarke (menstruasi yang pertama) terjadi lebih awal
·         Menstruasi berlangsung selama 7 hari atau lebih
·         Orgasme ketika menstruasi

Adapun beberapa gejala terjadinya endometriosis, diantaranya :
·         Nyeri di perut bagian bawah dan di daerah panggul
·         Menstruasi yang tidak teratur (misalnya spotting sebelum menstruasi)
·         Kemandulan
·         Dispareunia (nyeri ketika melakukan hubungan seksual).


Histogenesis
Teori histogenesis dari endrometiosis yang paling banyak  penganutnya adalah teori dari sampso. Menurut teori ini , endrometriosis terjadi karena darah haid mengalir kembali (regurgitasi) melalui tuba ke dalam rongga pelvis. Sudah d buktikan bvahwa darah haid di dapati sel-sel endometrium yang masih hidup. Sel-sel endometrium yang masih hidup ini kemudian, dapat mengadakan implantasi di pelvis.
Teori lain mengenai histogenesis endrometriosis di lontarkan oleh Robert meyer.pada teori ini di kemukankan bahwa endrometriosis terjadi karena  rangsangan pada sel-sel epitel bersal dari selom yang dapat mempertahankan hidupnya di daerah pelvis.
Rangsangan ini akan menyebabkan metaplasi dari sel-sel epitel itu, sehingga terbentuk jaringan endometrium.teori dari Robert meyer akhir-akhir ini semakin banyak penangtangnya.di samping itu masih terbuka kemunginan timbulnya endometriosis dengan jalan penyebaran melalui jalan darah datau limpe, dan dengan implantasi langsung dari endometrium pada saat oprasi.

Angka kejadian
Endometriosis selama kurang lebih 30 tahun terakhir ini menunjukan angka kejadian yang meningkat. Angka kejadian antara 5-15 % dapat di temukan di antara semua oprasi pelvik. Endrometriosis jarang di dapatkan orang-orang negro, dan lebih sering di dapat pad wanita-wanita dari golongan sosio-ekonomi yang kuat.
Yang menarik perhatian ialah bahwa endometriosis lebih sering di temukan pada wanita yang tidak kawin pada umur muda, dan yang tidak mempuyai banyak anak. rupanya funsi ovarium secara seklis yang terus menerus tanpa di selingi oleh kehamilan, memegang peranan dalam terjadinya endometriosis.

Patologi
Gambaran mikroskopi dari endrometriosis sangat variabel. Loksi yang sering terdapat adalah pada ovarium, biasanya disini di dapati pada kedua ovarium. Pada ovarium tampak kista-kista biru kecil sampai kista besar (kadang-kadang sebsar tinju) berisi darah tua menyerupai coklat (kista coklat atau endometrium).
Darah tua dapat keluar sedikit-sedikit karena luka pada dinding kista, dan dapat menyebabkan perlekatan antara permukaan ovarium dengan uterus, sigmoid dan dinding pelvis. Kista coklat kadang-kadang dapat mengalir dalam jumlah banyak ke dalam rongga peritoneum karena robekan dinding kista, dan menyebabkan acute abdomen. Tuba pada endometriosis biasanya normal. Pada salah satu atau kedua ligamentum sakrouterinum, pada cavum douglasi, dan pada permukaan uterus sebelah belakang yang berwarna kebiru biruan. Juga pada permukaan sigmoid atau rectum seringkali dstroma yang ditemukan benjolan yang berwarna kebirubiruan ini . sebagai akibat dari timbulnya pendarahan pada waktu haid dari jaringan endrometriosis , mudah sekali timbul perlekatan antara alat-alat di sekitar cavum dauglasi.

Gambaran mikroskopik
Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan cirri-ciri khas bagi endometriosis, yakni kelenjar-kelenjar dan stromaendometrium, dan perdarahan bekas dan baru berupa eritrosit, pigmen hemosiderin, dan sel-sel makrofa berisi hemosiderin. Di sekitarnya tampak sel-sel radang dan jaringan ikat, sebagai reaksi dari jaringan normal di sekelilingnya (jaringan endometriosis). Jaringan endometriosis seperti juga jaringan endometrium didalam uterus, dapat dipengruhi oleh estrogen dan progesterone. Akan tetapi besar pengaruh tidak selalu sama, dan tergantung dari beberapa factor, antara lain dari komposisi endometriosis yang bersangkutan (apakah jaringan kelenjar atau jaringan stroma yang lebih banyak),dari reaksi jaringan disekitarnya, dan sebagainya. Sebagai akibat dari pengaruh hormone-hormon tersebut, sebagaian besar, sarang-sarang endometriosis berdarah secra periodik. Perdarahan yang periodic ini menyebabkan reaksi jaringan sekelilingnya berupa radang dan perlengkapan.
Pada kehamilan dapat ditemukan reaksi desidua jaringan endometriosis. Apabila kehamilannya berakhir, reaksi desidua menghilang disertai dengan regresi sarang endometriosis, dan dengan membaiknya keadaan pengaruh baik dari kehamilan kini menjadi dasar pengobatan endometriosis dengan hormon untuk mengadakan apa yang dinamakan kehamilan semu(pseudokpregnenci). Secara mikroskopi endometriosis merupakan sesuatu kehamilan yang jinak, akan tetapi kadang-kadang sifatnya seperti tumor ganas. Antara lain bias terjadi penyebran endometriosis ke paru-pru dan lengan, selain itu bias terdapat infiltrasi ke bawah kavum douglasi  ke fasia rektovaginal, ke sigmoid, dan sebagainya.

Gambaran klinik
Gejala-gejala yang sering ditemukan pada penyakit ini ialah:
1.      Nyeri perut bawah yang progresif dan dekat paha yang terjadi pada dan selama haid (dismenorea)
2.      Dispareunia
3.      Nyeri waktu defekasi, khususnya pada waktu haid
4.      Poli dan hipermenorea
5.      Infertilitas

Dismenorea pada endometriosis biasanya merupakan rasa nyeri waktu haid yang semakin lama semakin hebat.sebab dari dismenorea ini tidak diketahui,tetapi mungkin ada hubungannya dengan vaskularisasi dan perdarahan dalam sarang endometriosis pada waktu sebelum dan semasa haid.
Nyeri tidak selalu didapatkan pada endometriosis walaupun kelainan sudah luas,sebaiknya kelainan ringan dapat menimbulkan gejala nyeri yang keras.
Dispareunia yang merupakan gejala yang dijumpai,disebabkan oleh karena adanya endometriosis di kavum douglasi. Defekasi yang sukar dan sakit terutama pada waktu haid,disebabkan oleh karena adanya endometriosis pada dinding rektosignoid.
Kadang-kadang bisa terjadi stenosis dari lumen usus besar tersebut.
Endometriosis kandung kencing jarang terdapat,gejala-gejalanya ialah gangguan miksi,dan hematuria pada waktu haid.
Ganguan haid dan siklusnya dapat terjadi pada endometriosis apabila kelainan pada ovarium demikian luasnya sehingga fungsi ovarium terganggu.ada korelasi yang nyata antara endometriosis dan infertitas. 30-40% wanita dengan endmetriosis menderita infertilitas.
Menurut Rubin kemungkinan untuk hamil pada wanita dengan endometriosis ialah kurang lebih sebagian dari wanita biasa.faktor penting yang menyebabkan infertilitas pada endometriosis ialah apabila mobilitas tuba terganggu karena fibrosis dan perlekatan jaringan di sekitarnya.pada pemeriksaan ginekologi,khususnya pada pemeriksaan rekto-vagina-abdominal,ditemukan pada endometriosis,ringan benda-benda padat sebesar butir beras sampai butir jagung di kavum douglasi dan pada ligamentum sakroterinum dengan uterus dalam retrofleksi dan terfikasi.
Ovarium mula-mula dapat diraba sebagai tumor kecil,akan tetapi bias membesar sampai sebesar tinju.tumor ovarium seringkali terdapat di lateral dan sukar digerakan.

Diagnosis
Biasanya dibuat atas dasar anamesis dan pemerikasaan fisik,dipastikan dengan pemeriksaan laparoskopi. Kuldoskopi kurang bermanfaat terutama jika kavum douglasi ikut serta dalam endometriosis. Pada endometriosis yang ditemukan pada lokasi seperti ferniks vaginea posterior,perineum,paru laparotomi,dan sebagainya,biopsy dapat member kepastian mengenai diagnosis.pemeriksaan laboratorium pada endometriosis tidak member tanda yang khas,apabila ada darah dalam tinja atau air kencing pada waktu haid dapat menjadi petunjuk tentang adanya endometriosis pada rektosigmoid atau kandung kencing.
Sigmoid doskopi dan sistoskopi dapat di memperlihatkan tempat perdarahan pada waktu haid.pembuatkan foto roentgen dengan memasukan barium dalam kolom dapat memberi gambaran dengan filling defect pada rektosigmoid dengan batas-batas yang jelas dan mukosa yang utuh. Laparoskopi merupakan pemeriksaan yang sangat berguna untuk membedakan  dari kelainan-kelainan di pelvis. Untuk menentukan berat ringan endometriosis digunakan klasifikasi dari American fertility society.

Diagnosis diferensial
Adenomiosis uteri,radang pelvic dengan tumor adneks dapat menimbulkan kesukaran dalam diagnosis.pada kelainan diluar endometriosis jarang terdapat perubahan-perubahan berupa benjolan kecil di kavum douglasi dan ligamentum sakrouterinum. Kombinasi adenomiosis uteri atau mioma uteri dengan endometriosis dapat pula di temukan. Endometriosis ovary dapat menimbulkan kerusakan diagnosis diferensial dengan kista ovarium sedangkan endometriosis dari rektosigmoid perlu di bedakan dari karsinoma.

Penanganan/ Pengobatan
Pengobatan tergantung kepada gejala, rencana kehamilan, usia penderita dan beratnya penyakit. Obat-obatan yang dapat menekan aktivitas ovarium dan memperlambat pertumbuhan jaringan endometrium adalah diantarnya :
·         pil KB kombinasi
·         progestin
·         danazole dan agonis GnRH.
Agonis GnRH adalah zat yang pada mulanya merangsang pelepasan hormon gonadotropin dari kelenjar hipofisa, tetapis elelah diberikan lebih dari beberapa minggu akan menekan pelepasan gonadotropin.
Pada endometriosis sedang atau berat mungkin perlu dilakukan pembedahan. Endometriosis diangkat sebanyak mungkin, yang seringkali dilakukan pada prosedur laparoskopi.
Pembedahan biasanya dilakukan pada kasus berikut:
a.           Bercak jaringan endometrium memiliki garis tengah yang lebih besar dari 3,8-5 cm.
b.         Perlengketan yang berarti di perut bagian bawah atau panggul
Penangan endometriosis terdir atas pencegahan, pengawasan saja, terapi hormonal, pembedahan dan radiasi.
c.          Jaringan endometrium menyumbat salah satu atau kedua tuba.
d.         Jaringan endometrium menyebabkan nyeri perut atau panggul yang sangat hebat, yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan. Untuk membuang jaringan endometrium kadang digunakan elektrokauter atau sinar laser. Tetapi pembedahan hanya merupakan tindakan sementara, karena endometriosis sering berulang.

Ovarektomi (pengangkatan ovarium) dan histerektomi (pengangkatan rahim) hanya dilakukan jika nyeri perut atau panggul tidak dapat dihilangkan dengan obat-obatan dan penderita tidak ada rencana untuk hamil lagi.  Setelah pembedahan, diberikan terapi sulih estrogen. Terapi bisa dimulai segera setelah pembedahan atau jika jaringan endometrium yang tersisa masih banyak, maka terapi baru dilakukan 4-6 bulan setelah pembedahan.
Pilihan pengobatan untuk endometriosis:
1.      Obat-obatan yang menekan aktivitas ovarium dan memperlambat pertumbuhan jaringan endometrium
2.      Pembedahan untuk membuang sebanyak mungkin endometriosis.
3.      Kombinasi obat-obatan dan pembedahan.
4.      Histerektomi, seringkali disertai dengan pengangkatan tuba falopii dan ovarium.

Contoh obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengobati endometriosis
Obat
Efek samping
Pil KB kombinasi estrogen-progestin
Pembengkakan perut, nyeri payudara, peningkatan nafsu makan, pembengkakan pergelangan kaki, mual, perdarahan diantara 2 siklus menstruasi, trombosis vena dalam
Progestin
Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi, perubahan suasana hati, depresi, vaginitis atrofika
Danazole
Penambahan berat badan, suara lebih berat, pertumbuhan rambut, hot flashes, vagina kering, pembengkakan pergelangan kaki, kram otot, perdarahan diantara 2 siklus, payudara mengecil, perubahan suasana hati, kelainan fungsi hati, sindroma terowongan karpal
Agonis GnRH
Hot flashes, vagina kering, pengeroposan tulang, perubahan suasana hati


Pengobatan dengan radiasi
            Pengobatan ini bertujuan menghentikan fungsi ovarium tidak dilakukan lagi, kecuali jika terdapat kontra indikasi terhadap pembedahan.


Pencegahan
Meigs berpendapat bahwa kehamilan adalah cara pencegahan yang paling baik untuk endometriosis. Gejal-gejala endometriosis memang berkurang atau hilang pada waktu dan sesudah kehamilan karena regresi endometrium dalam sarang-sarang endometriosis. Oleh sebab itu hendaknya perkawinan jangan ditunda terlalu lama, dan sesudah perkawinan hendaknya diusahakan supaya mendapat anak-anak yang diinginkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Sikap demikian itu tidak hanya merupakan profilaksis yang baik terhaap endometriosis, melainkan menghindari terjadinya infertilitas sesudah endometriosis timbul. Selain itu jangan melakukan pemeriksaan yang kasar atau melakukan kerokan pada waktu haid, hal itu dapat menyebabkan mengalirnya darh haid dari uterus ke tuba dan ke rongga panggul.

Rabu, 11 Mei 2011

DIABETES PADA KEHAMILAN

Diposting oleh blog bidan aie mawar di 14:13 0 komentar


Penyakit gula dapat merupakan kelainan herediter dengan ciri inssufisiensi/ absennya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi, dan berkurangnya glikogenesis. Diabetes pada kehamilan menimbulkan banyak kesulitan. Penyakit ini akan menyebabkan perubaha-perubahan metabolik dan hormonal pada penderita yang juga di pengaruhi oleh kehamilan. Sebaliknya, diabet akan mempengaruhi kehamilan dan persalinan. Frekuensi penyakit ini 0.3% s/d 0.7%.

Dugaan penyakit gula makin tinggi terjadi pada :
1.     Umur penderita makin tua
2.    Pada multipara
3.    Pada penderita gemuk
4.    Kelahiran anak lebih besar dari 4000 gr
5.    Riwayat kehamilan yang mengalami : sering meninggal dalam rahim, sering mengalami lahir mati, sering mengalami keguguran.
6.    Bersifat keturunan
7.    Pada pemeriksaan terdapat gula dalam urin.

Kejadian penyakit gula dalam kehamilan sering memberikan pengaruh yang kurang menguntungkan dan dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.     Pengaruh penyakit gula pada kehamilan :
a.    Dapat terjadi gangguan pertumbuhan janin dalam rahim : terjadi keguguran, persalinan premature, kematiandalam rahim, lahir mati atau bayi besar.
b.    Dapat terjadi hidroamnion
c.    Dapat menimbulkan pre-eklamsia dan eklamsia.
2.    Pengaruh penyakit gula pada persalinan
a.    Gangguan kontraksi otot rahim  yang menimbulkan persalinan lama / terlantar.
b.    Janin besar dan sering memerlukan tindakkan operasi.
c.    Gangguan pembuluh darah plasenta yang menimbulkan asfiksia sampai lahir mati.
d.    Pendarahan postpartum karena gangguan kontraksi otot rahim.
e.    Postpartum mudah terjadi infeksi
f.    Bayi mengalami hipoglisemia post-partum dan dapat menimbulkan kematian.
3.    Pengaruh penyakit gula pada kala nifas
a.    Mudah terjadi infeksi post-partum
b.    Kesembuhan luka terhambat dan cenderung infeksi menyebar.
4.    Pengaruh penyakit gula pada janin
a.    Dapat terjadi keguguran, persalinan premature, kematian janin dalam rahim (setelah minggu ke-36) dan lahir mati.
b.    Bayi dengan dismaturitas
c.    Bayi dengan cacat bawaan
d.    Bayi yang potensial mengalami kelainan saraf dan jiwa.
e.    Bayi yang dapat menjadi potensial mengidap penyakit gula.